Raga Tanpa Jiwa
Aku berjalan di antara detik-detik waktu, meninggalkan jejak yang perlahan menghilang, seperti tak pernah benar-benar ada. Hari-hari berlalu tanpa suara, tapi kekosongan itu… terus terasa nyata. Sudah lama tak ada getar rasa, seolah hati ini berhenti merasakan. Harapan pun menguap tanpa sisa, dan aku hanya berjalan… tanpa arah, tanpa tujuan, menyusuri dunia dengan tubuh yang kosong. Kadang aku bertanya—kapan semua ini berakhir? Sebab jiwaku sudah lama pergi, meninggalkan ragaku yang kini kelelahan. Kapan aku boleh benar-benar berhenti? Bukan karena menyerah, tapi karena sudah terlalu lama bertahan dalam kehampaan yang sunyi.