Aku Yang Memeluk Diriku Sendiri
Patah mana yang tak kupulihkan sendiri,
saat dunia hanya menuntutku tegar
tanpa peduli bagaimana aku bertahan.
Luka demi luka kupeluk dalam diam,
sambil perlahan belajar mencintai diriku
yang sedang hancur,
retak—namun tak pernah benar-benar utuh.
Mereka melihat senyumku,
namun tak pernah tahu
pertempuran yang kusembunyikan
di balik dada yang nyaris meledak oleh sesak.
Aku berjalan dengan hati yang lelah,
namun tetap berdiri
meski setiap langkahku
serasa menapaki puing-puing.
Menangis tanpa suara,
meratap dalam jiwa yang nyaris mati rasa.
Napas terasa sempit,
seolah dunia pun enggan memberiku ruang
untuk sekadar menenangkan luka.
Dan pada akhirnya,
jika bukan aku,
siapa lagi yang akan memeluk hatiku sendiri?
Saat semua memilih pergi,
justru ketika aku paling membutuhkan.
Komentar
Posting Komentar