Sosok Yang Aku Tunggu

Memang tidak ada yang sempurna, dan kau pun jauh dari kata itu, tapi bagiku, kau adalah paket lengkap yang diberikan Tuhan untukku. Sampai sekarang, aku masih sering bertanya-tanya bagaimana kita dipertemukan. Lucu memang, tapi aku yakin ini adalah rencana terindah dari Tuhan.

Kau selalu ada di setiap titik penting hidupku, bukan hanya sebagai kekasih, tetapi juga sebagai penjaga di setiap pintu kehidupan. Entah itu saat bahagia, sedih, atau putus asa, kau selalu ada dengan senyuman termanis dan bahu kokohmu, bahkan ketika aku sudah menyerah dengan segala kekacauan hidupku. Kadang, kau tampak seperti malaikat penolongku, selalu bisa mendengar tanda bahaya di hatiku, meskipun aku berusaha menyembunyikannya darimu.

Aku berharap kau tetap menjadi sosok yang sama di puluhan tahun mendatang, sosok yang tidak akan menjadi masa lalu bagiku, yang akan terus menawarkan kenyamanan, bahkan saat aku meracau tentang bagaimana menyebalkannya dirimu saat itu. Aku membiarkan jarak di antara kita sebagai cara untuk mendewasakan hubungan ini. Setiap kali aku memberikan pesan untukmu seperti "aku kangen" rasa kangen itu membuatku seperti orang gila. Jika aku sudah memberikan pesan padamu seperti itu terasa seperti obat penenangku meskipun terpisah jarak, aku bersyukur.

Hidup di kota yang berbeda dan berjuang untuk meraih mimpi bukanlah hal yang mudah. Kadang, ketika ego mulai menguasai hati, rasanya seperti semuanya akan berakhir. Tapi aku tau dari jarak ini aku belajar untuk percaya, menghargai waktu, dan menjaga komitmen yang telah kita buat meskipun kadang jarak terasa sangat mencekik. "Bersabarlah diri, jarak ini hanya sementara," begitulah ucap batinku saat aku merindukanmu.

Bagiku, tolak ukur seorang lelaki adalah komitmennya kepada agama dan Tuhan, dan kamu memiliki itu. Aku mungkin tidak bisa mengabaikan sifatku sebagai perempuan tetapi itu bukan yang membuatku terpikat pada dirimu.

Kamu, meskipun memiliki profesi yang menuntut waktu tetap bisa menunaikan ibadah tepat waktu dan menjalankan perintah Tuhan. Aku kadang merasa malu padamu. Aku yang bekerja tanpa tuntutan waktu seharusnya bisa lebih menjaga ibadahku tapi seringkali aku mengulur-ulur waktu hingga detik-detik terakhir. 

Darimu aku belajar memperbaiki diri dan kualitas ibadahku agar aku bisa menjadi wanita yang kau banggakan. Hal-hal kecil darimu yang kini sangat kurindukan, intensitas bertemu yang jarang membuatku merindukan semua hal tentangmu, bukan hanya apa yang kita lakukan saat bertemu tapi juga candaanmu. Mengingat hal-hal itu bisa membuatku tertawa terbahak-bahak.

Kamu adalah sosok yang selama ini aku nanti, sosok yang mengagumiku sebesar aku mengagumimu. Kita bahagia dengan cara kita sendiri. Kamu adalah paket lengkap yang Tuhan kirimkan untukku. Selama ini aku selalu mencari lelaki yang akan menuruti keinginanku tapi tanpa sadar, aku tidak menemukan sosok imam yang bisa membimbingku. Bagaimana mereka bisa membimbingku jika mereka tidak bisa mengontrolku?

Tapi denganmu, meski aku sering menggerutu, aku akan selalu melakukannya. Kamu tidak pernah memintaku melakukan sesuatu dengan nada memerintah. Aku memang tidak suka berada di bawah kendali lelaki, tapi sebagai perempuan yang merindukan kenyamanan dan perlindungan, aku menemukannya darimu. Perasaan ingin membuatmu bangga selalu ada.

Di usiaku sekarang, aku sadar bahwa sebuah hubungan bukan lagi tentang siapa yang lebih didengar atau siapa yang lebih menurut, tapi tentang bagaimana kita bisa merasa nyaman satu sama lain. Dulu, aku terus mencari sosok yang lebih baik, tetapi denganmu, semuanya terasa cukup. Semua yang aku cari sudah ada di dirimu.

Kau adalah paket lengkap yang Tuhan kirimkan langsung ke hidupku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Tersenyum

Titik Akhir Berpasrah: Aku Pamit