Kembali Tersenyum
Kadang dalam hidup, kita tidak tau apakah besok akan penuh tawa atau air mata. Kegagalan sering kali terasa sangat pahit, namun itu adalah bagian dari takdir yang sudah ditentukan. Kita mungkin pernah marah kepada Tuhan karena merasa tidak adil, tapi kita juga harus ingat, apakah kita selalu ingat Tuhan dalam kesibukan kita?
Aku sering menyalahkan diri sendiri atas kegagalan dan merasa malu ketika melihat seseorang yang dulu aku pertahankan kini meraih kemenangan. Namun, waktu dan pengalaman mengajarkanku untuk menerima kenyataan. Ternyata, apa yang ku butuhkan hanyalah waktu untuk sembuh.
Sang Pencipta memang baik. Akhirnya aku dipertemukan dengan seseorang yang membawaku kembali tersenyum. Terima kasih atas kehadiranmu yang membawa kebahagiaan baru dalam hidupku.
Meskipun aku tidak sepenuhnya mengerti perasaanmu, aku merasa bersyukur kita pernah saling mengenal. Kita mungkin hanya bertemu untuk sementara waktu, tapi aku percaya Sang Pencipta punya rencana baik untuk kita berdua. Kenangan tentangmu akan selalu aku simpan dengan baik.
Kita pernah membuat janji, namun terpaksa harus berpisah karena perbedaan yang sulit disatukan. Perbedaan usia dan cara berpikir kita membuat hubungan ini sulit berkembang. Namun, jika kita saling menyayangi, biarkan Sang Pencipta yang menentukan apakah kita akan bersatu kembali di masa depan. Kita tidak perlu berpura-pura bahagia jika sebenarnya tidak nyaman. Jika kita bukan takdir satu sama lain, tidak peduli seberapa dekat kita, kita tetap tidak akan bisa bersatu.
Sekarang, aku hanya bisa melihat dan mendoakanmu dari jauh. Keputusan kita untuk berpisah membuat jarak antara kita semakin jauh. Tidak ada komunikasi atau pertemuan, hanya kenangan yang tersisa. Aku sempat berharap kamu adalah yang terakhir bagiku, meskipun kenyataannya tidak demikian. Aku masih mengamati aktivitasmu di media sosial dan menyimpan fotomu, serta mendoakanmu dalam setiap doaku. Itu sudah cukup membuatku bahagia.
Aku terkadang teringat kembali pada semua kenangan indah dan perasaan yang pernah kita bagi. Aku tidak ingin menjadi munafik. Aku berharap kita semua menemukan kebahagiaan yang lebih baik di masa depan. Semoga kamu mendapatkan yang terbaik, dan aku juga mendapatkan yang terbaik untuk diriku. Terima kasih telah mengajarkanku untuk bangkit kembali di saat-saat sulit.
Sebenarnya, kembali bahagia tidaklah sulit. Bahagia berarti menghargai apa yang kita miliki sekarang, bukan meratapi sesuatu yang telah berlalu. Jangan bertanya "mengapa dia tidak mencintaiku?" tetapi tanyakanlah, "mengapa kita tidak mencintai Sang Pencipta seperti Dia mencintai kita?"
Komentar
Posting Komentar