Kesendirian
“Mereka yang menyukai kesendirian, namun tidak merasa kesepian, adalah orang-orang yang telah menemukan Tuhan.” – Maulana Jalaluddin Rumi –
Ada yang sunyi, namun tak pernah sepi. Seperti langit malam yang tampak hening, namun sesungguhnya ia sedang berbicara dengan bintang-bintang.
Begitulah jiwa yang telah menemukan Tuhannya—kesendirian tak lagi menjadi lorong gelap, melainkan taman cahaya tempat rindu berpulang. Mereka tidak mencari pelarian dari dunia, melainkan sedang kembali kepada Sang Pemilik Waktu.
Kesendirian bagi mereka bukan pengasingan, tetapi penyucian. Seperti embun yang memilih turun ketika dunia tidur, begitu pula ruh yang mendekap sunyi agar dapat lebih jernih mendengar bisikan-Nya. Dalam keheningan, mereka merasakan semesta menyapa, dan Tuhan berbicara dalam bahasa yang tak terucap, namun sangat terasa.
Tak ada luka dalam hening mereka, sebab sunyi telah menjadi samudra yang menenangkan. Jiwa mereka tidak diikat oleh keramaian, sebab hatinya telah terpaut pada yang Maha Hadir. Seperti burung yang terbang tinggi melintasi cakrawala, mereka tidak merasa kehilangan tanah, karena langit telah menenangkan. Jiwa mereka tidak diikat oleh keramaian, sebab hatinya telah terpaut pada yang Maha Hadir. Seperti burung yang terbang tinggi melintasi cakrawala, mereka tidak merasa kehilangan tanah, karena langit telah menjadi rumah bagi raganya.
Mereka adalah mereka yang tak lagi membutuhkan suara dunia untuk merasa utuh, karena mereka telah menemukan gema dari keabadian. Kesendirian bukan lagi penjara, melainkan jendela—tempat cahaya Tuhan masuk dan menyinari ruang terdalam dari diri. Dan dari ruang itulah, mereka hidup dalam damai yang tak bisa dijelaskan oleh bahasa manusia.
Komentar
Posting Komentar