Mereka
Mereka tahu apa tentang dirimu? mereka hanya menyerca mu tanpa bertanya, mereka lah ombak yang menghantam batu, tak pernah merisaukan kepedihan akibatnya.
Mereka… Apa yang mereka mengerti? selama ini kau menghapus jejak perih sendiri, kau jahit luka mu sendiri, kau sendirian mencabut duri dari jalan mu dengan jemari.
Mengapa kau peduli tentang mereka? tak sedetik pun mereka ada, tak lengah sedikit pun mereka menghina.
Lantas apa yang kau harap dari mereka? Memahami dirimu? menyeka air mata mu? Menghapus luka mu? sungguh, mereka tak akan mampu.
Aku benci kalian, benci bagaimana kalian selalu menyalahkanku, seolah setiap kesalahan hanya milikku. Benci bagaimana kalian memaksaku, tanpa pernah bertanya, apakah aku sanggup? Apakah aku baik-baik saja?
Aku sungguh benci kalian! Aku benci, benci, benci! Kenapa harus aku? Kenapa selalu aku yang dipersalahkan? Apa aku begitu mudah untuk disudutkan? Apa aku tidak punya hak untuk didengar?
Aku lelah. Aku ingin berteriak, ingin pergi, ingin menghilang. Tapi di sudut hati yang hancur ini, aku masih berharap ada seseorang yang mengerti, yang melihat aku lebih dari sekadar kesalahan.
Terima kasih atas luka yang kalian berikan, luka yang mengajarkanku betapa kejamnya dunia, betapa berharganya perasaan yang tak pernah kalian pedulikan.
Aku benci kalian, benci bagaimana kalian membuatku merasa tak berarti, benci bagaimana kalian merusak segalanya, terutama diriku sendiri.
Seharusnya aku bahagia, bukan?
Dikelilingi banyak orang, dengan tawa yang menggema tapi mengapa di antara semua itu, aku tetap merasa asing, sepi, dan tak berarti?
Aku mencoba bicara, tapi suaraku tenggelam, aku mencoba tertawa, tapi hatiku tetap kosong. Aku hanya bayangan di tengah keramaian, tak ada yang benar-benar melihatku.
Aku lelah pura-pura kuat, pura-pura baik-baik saja, lelah meyakinkan diri bahwa semua ini akan berlalu. Seharusnya aku bahagia, tapi nyatanya, aku hanya menunggu-menunggu sesuatu yang tak pernah datang.
Komentar
Posting Komentar