Maaf Kalau Harus Sabar Lagi
Kamu tumbuh secantik ini pasti lukanya nggak kira-kira, ya?
Penuh emosi yang tersembunyi di balik senyummu yang manis itu.
Lain kali, rambutnya biarin aja terurai panjang,
jangan dipotong karena orang lain.
Mungkin orang-orang datang dan pergi seenaknya,
mereka menyakiti tanpa permisi,
mereka membiarkan kamu berjuang sendiri dalam gelap yang tak mereka pahami.
Tapi kamu harus tahu satu hal,
letak keindahanmu justru terlihat saat kamu memilih tidak membalas.
Saat kamu diam-diam memilih memaafkan,
meski luka itu masih terasa hangat di dalam dada.
I’m proud of you.
Maaf kalau kamu harus ngerasain ini lagi,
sabar untuk kesekian kalinya lagi.
Aku tau ini berat,
tapi di balik hujan yang paling lebat sekalipun,
pasti akan ada masa untuknya mereda.
Allah udah sisakan ruang buat kamu berduka,
di dalam sujudmu—yang hanya kamu dan Dia yang tahu.
Di sana kamu bebas,
bebas nangis sepuasnya tanpa takut dinilai,
tanpa perlu menyembunyikan rapuh yang kamu pendam dari dunia.
Terima kasih ya...
Mau tetap hidup, meski alasannya itu-itu lagi.
Terima kasih karena masih bertahan,
karena masih memilih bangun meski semalam nyawamu rasanya nyaris patah.
Terima kasih karena masih percaya,
bahwa walau semuanya belum baik-baik saja,
kamu masih ingin mencoba.
Dan kalau suatu hari kamu lelah lagi,
kamu boleh istirahat,
boleh rebah tanpa merasa bersalah.
Karena kamu bukan lemah—kamu cuma manusia,
dan menjadi manusia bukanlah kesalahan.
Jadi, pelan-pelan aja ya...
Kalau nggak bisa kuat hari ini, cukup jadi nyata aja dulu.
Kita akan sampai juga kok...
ke versi hidup yang lebih tenang, lebih damai, lebih kamu.
Komentar
Posting Komentar