Jangan Biarkan Cintamu Murah
Duhai wanita, sini aku bisikkan sesuatu yang penting untuk kamu tahu.
Laki-laki itu pintar.
Ia bisa menyentuhmu tanpa cinta,
bisa berkata manis, memujamu, menaruh perhatian setiap waktu—
padahal tak ada niat serius di hatinya.
Hanya permainan, hanya godaan.
Dan kamu, dengan hati lembutmu, sering kali tertipu dan mengira: "Ini cinta."
Padahal tidak, sama sekali bukan.
Percayalah, tidak ada cinta yang benar-benar cinta sebelum ada ikatan yang sah.
Cinta yang sesungguhnya bukan terjadi di masa pacaran,
tapi setelah dua insan dihalalkan oleh Allah.
Sebelum itu, semua hanyalah ujian—godaan yang dibungkus manis,
dan diikuti oleh hawa nafsu.
Dan tahukah kamu,
di akhir cerita yang seperti ini,
sering kali kamulah yang paling dirugikan.
Bukan dia.
Berita-berita buruk tentang wanita yang tersakiti bukan fiksi.
Itu nyata. Terjadi. Berkali-kali.
Jadikan itu pelajaran sebelum kamu menyesal.
Jika lelaki bisa begitu licik,
maka kamu, wanita, harus lebih cerdas.
Jangan mau diajak pacaran.
Jangan biarkan hatimu diluluhkan oleh janji-janji manis yang belum tentu ditepati.
Jangan biarkan tubuhmu disentuh oleh lelaki yang belum tentu menjadi suamimu—
bahkan walau hanya seujung kuku.
Jadilah wanita yang mahal,
yang menjaga kehormatan dan harga dirinya.
Yang tak mudah disentuh,
yang menegakkan batasan,
yang memilih diam dan menjaga diri,
daripada menyerahkan segalanya pada seseorang yang belum halal.
Ingat ini baik-baik:
Lelaki yang serius tidak akan pernah mengajakmu pacaran.
Ia tak akan bermain kata-kata manis, tapi membuktikan lewat tindakan nyata.
Ia tidak akan mengajakmu diam-diam, tapi datang dengan terang-terangan.
Menemuimu, menemui keluargamu,
dan berkata jujur: "Saya ingin menikahinya."
Itulah cinta yang sungguh.
Itulah laki-laki yang layak kamu beri hatimu.
Yang tidak akan mengajakmu berdosa,
tapi menuntunmu menuju surga.
Komentar
Posting Komentar