Anak Yang Dipilih Semesta
Dalam sebuah keluarga, selalu ada satu anak yang mengalami kebangkitan spiritual.
Ia lahir di tengah ketidakharmonisan, tumbuh di antara tekanan demi tekanan sejak kecil, merasakan pahitnya kekurangan ekonomi, dan disuguhkan rangkaian ketidakberuntungan yang tidak ia pesan. Tapi dari semua itu, ia tak menjadi keras — justru tumbuh dengan kedewasaan yang melampaui usianya.
Di usia muda, pikirannya matang. Ia mampu menyelesaikan masalah yang bahkan orang dewasa pun sering hindari. Memiliki tekad kuat untuk keluar dari segala bentuk penderitaan, tapi tidak lupa untuk terus menanam kebaikan dalam diam. Ia terbiasa membantu orang lain, bahkan ketika dirinya sendiri sedang butuh pertolongan.
Ia adalah penenang dalam keluarga yang gaduh, pemadam dalam rumah yang sering terbakar emosi. Tulus mengurai simpul masalah yang tak pernah ia buat, dan ringan tangan dalam memudahkan urusan siapa pun yang datang padanya. Meski hidupnya tidak mudah, ia tidak membiarkan itu mengeras di hatinya.
Ia memiliki bakat spiritual yang dalam, meski tidak ada yang membimbingnya secara langsung. Ia belajar dari luka-lukanya sendiri, dari doa-doa yang ia ucapkan sendirian saat dunia tertidur. Ia tumbuh dengan intuisi yang tajam, dan hati yang selalu ingin memahami, bukan menghakimi.
Jika misi jiwanya berhasil—jika ia bertahan, melewati badai batin dan tetap menjadi cahaya di tengah gelap keluarga—maka garis takdir keluarga akan berubah. Penderitaan akan menemukan ujungnya, keturunan setelahnya akan lahir dalam damai, dan ia akan menjadi pelopor dari kebahagiaan yang dulu tidak sempat ada.
Ia adalah penyembuh yang dipilih.
Ia adalah doa yang dikabulkan dari generasi sebelumnya.
Ia adalah anak yang membawa terang, meski dirinya dibesarkan dalam gelap.
Dan jika kamu merasa ini tentangmu, ketahuilah:
Tugasmu memang berat, tapi cahaya yang kamu bawa mampu mengubah segalanya. Jangan padam.
Komentar
Posting Komentar