Pelukan yg Tak Terlihat, Tapi Paling Nyata
Ya Allah...
Engkau yang paling tahu isi dadaku, bahkan tanpa aku perlu menjelaskan apa-apa.
Aku lelah. Dunia ini ramai, tapi terasa hampa.
Banyak wajah, tapi sedikit yang benar-benar bisa jadi tempat pulang.
Aku sering kali tersenyum, tapi hatiku gemetar.
Aku terlihat kuat, padahal langkahku sudah seret karena beban yang hanya aku dan Engkau tau.
Aku... tidak punya siapa-siapa selain Engkau.
Tidak ada akses, tidak ada ruang khusus selain sajadah yang basah oleh air mataku sendiri.
Kalau orang lain bertanya kenapa aku diam, aku hanya bisa menjawab, "gak apa-apa". Padahal Engkau tau, Ya Allah... aku sedang berjuang agar tidak hancur seluruhnya.
There are nights when I cry silently, talking to You in the most broken form of myself.
I know You hear me, even when no sound escapes my lips.
And during those quiet, sacred thirds of the night, I drag my body to You — not because I'm strong, but because I'm afraid of losing my way.
This world is loud, harsh, fast... and sometimes, it hurts too much.
Why must humans be tested with things they cannot see but deeply feel?
Why do soft hearts get hit the hardest?
But I believe... You are the Most Just.
You are teaching me how to be a servant, not a ruler of my own life.
"Apakah tangisan itu tanda lemahnya iman?"
Tidak. Tangisan adalah bentuk komunikasi terdalam antara hamba dan Tuhannya.
Air mata adalah bahasa sunyi yang dipahami Allah, bahkan tanpa satu kata pun.
Kita ini... bukan makhluk sempurna.
Kita mudah lelah, mudah rapuh, dan terlalu sering berharap pada sesuatu yang tidak abadi.
Tapi justru di situlah pelajarannya:
Kita harus pulang.
Pulang ke tempat doa tak ditolak.
Ke tempat damai yang tidak perlu dicari-cari.
Kalau kamu juga merasa seperti aku—capek tanpa tahu harus cerita ke siapa—
let it all out... not to people, but to Him.
Let it flow through your prayer.
Because peace isn’t always found in answers, but in surrender.
Ya Allah, peluklah jiwa-jiwa yang sedang bertanya,
“How long do I have to wait until I feel enough?”
Jawabannya mungkin belum sekarang.
Tapi selalu ada harapan dalam sabar,
selalu ada jawaban dalam ikhlas.
Maka untuk kamu yang sedang terlalu manusia dan terlalu lelah:
You are still worthy, even in your lowest.
Kamu tetap pantas dicintai, bahkan ketika kamu sendiri tidak mencintai hidupmu.
Jangan padam, ya.
Kamu masih dibutuhkan oleh langit, yang selalu mendengar doamu... diam-diam.
Komentar
Posting Komentar