Pahitnya Menjadi Dewasa

Kukira, menjadi dewasa adalah tentang kebebasan dan bahagia.
Namun setelah kucicipi, nyatanya ia pahit—pahit yang tak bisa kutolak.

Bisakah waktu berbaik hati, membawaku pulang ke masa kecil?
Ke masa di mana hanya tawa yang kukenal, sebelum dunia menunjukkan wajah aslinya yang kejam.

Terkadang aku ingin menghilang.
Meninggalkan dunia yang kian menyesakkan, berkelana tanpa tujuan, hingga kutemukan tempat
di mana jiwaku tak lagi gemetar ketakutan.

Aku lelah.
Lelah menghadapi getirnya hidup, lelah menerima luka demi luka
yang semesta jatuhkan tanpa ampun, seolah aku tak pantas bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Tersenyum

Sosok Yang Aku Tunggu

Titik Akhir Berpasrah: Aku Pamit