Kemana Aku Harus Pulang

Ada lelah yang tak bisa diceritakan,
tenggelam dalam jeda napas yang sunyi.
Ada tangis yang tak sanggup jatuh,
tertahan di ujung mata yang terlalu sering basah.

Aku diam…
namun jiwaku berteriak,
mencari pelarian dari luka
yang terus menghujam tanpa jeda.

Bukan sembuh yang aku pinta…
hanya jeda.
Dari hidup yang kian sesak.
Dari rasa yang tak kunjung reda.

Tolong…
ajak aku pergi walau sebentar,
ke tempat di mana tawa tak terdengar seperti dusta.
Ke tempat di mana beban tak ikut menempel di bahu,
hingga aku bisa lupa...
bahwa hidupku sudah sehancur ini.

Bahkan keluarga…
yang dulu kupanggil “tempat pulang”,
justru menjadi luka yang paling dalam.
Rumah yang kuharap menjadi pelindung,
kini jadi tempat yang paling ingin kutinggalkan.

Lalu…
ke mana kaki ini harus melangkah?
Ke mana hati ini bisa bersandar?
Di mana bisa kuobati luka yang tak tampak ini?

Ke mana… aku harus pulang?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Tersenyum

Sosok Yang Aku Tunggu

Titik Akhir Berpasrah: Aku Pamit