Keberanian

Salah satu sikap yang paling mahal dan paling berat dimiliki oleh seorang hamba bukanlah ilmu yang tinggi atau lisan yang fasih. Tapi hati yang masih sanggup membungkuk... lalu menengok ke dalam dirinya sendiri. Karena ternyata, mengintrospeksi diri itu bukan sekadar mengingat kesalahan, tapi berani menguliti luka yang kita tutupi rapat-rapat. Jujur pada diri sendiri itu mahal, karena yang paling sering kita dustai... adalah hati kita sendiri.

Ada satu hal yang jarang disadari: muhasabah itu bukan tentang rasa bersalah semata, tapi tentang keberanian untuk memperbaiki. Di saat banyak orang sibuk menilai luar, hanya sedikit yang mau membersihkan dalam. Padahal, seindah-indahnya penampilan, kalau tak disertai perbaikan jiwa... maka kosong.

Pernah nggak sih kamu ngerasa udah berubah, tapi ternyata masih banyak sisi dalam diri yang berkarat?

That's where real growth begins.
When you're brave enough to say,
"Maybe I was wrong. And that's okay, I'm willing to change."

 "Kenapa manusia sering lari dari kejujuran pada dirinya sendiri?"
Karena menyalahkan orang lain lebih mudah daripada mengakui kekurangan sendiri. Tapi jiwa tidak pernah bisa dibohongi. Allah pun tak butuh topeng kita. Dia lebih mencintai satu taubat yang tulus daripada seribu kebaikan yang palsu.

Dan... memperbaiki diri itu nggak harus sempurna sekarang. Nggak harus besar langkahnya. Asal istiqamah. Karena dalam pandangan Allah, satu tetes air mata yang jatuh karena rasa bersalah... bisa jadi lebih mulia daripada seribu sujud tanpa perenungan.

Maka yuk, jangan berhenti memperbaiki diri.
Bukan untuk jadi lebih baik dari orang lain, tapi untuk jadi versi kita yang lebih jujur, lebih lapang, dan lebih dekat dengan Allah.
Karena siapa lagi yang akan membersihkan hati ini...
kalau bukan kita sendiri?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Tersenyum

Sosok Yang Aku Tunggu

Titik Akhir Berpasrah: Aku Pamit