Terbiasa Dalam Sepi
Tidak ada yang benar-benar peduli pada lukamu.
Kamu sendirian—tanpa siapa pun.
Dan karena itu,
Aku selalu berkata pada diriku sendiri:
Jangan pedulikan orang lain.
Langkah terus ke depan.
Jangan pernah bergantung pada siapa pun.
Tapi…
Aku tak tahu,
Apakah itu benar-benar kata-kata dari dalam diriku,
Atau hanya tameng agar aku bisa bertahan?
Kadang terasa kosong.
Sangat kosong.
Aku ingin menata semuanya kembali,
Tapi berat sekali.
Dan pada akhirnya,
Yang bisa aku lakukan hanyalah... terbiasa.
Terbiasa dengan sepi.
Terbiasa dengan luka.
Terbiasa merasa tak punya siapa-siapa.
Aku membiarkan diriku larut dalam kekosongan.
Lalu menyesuaikan diri—hidup bersama sepi, seolah-olah itu rumahku.
Komentar
Posting Komentar