Pelukan Yang Tak Menghakimi
Malam seringkali terasa seperti pelarianku yang terakhir—saat dunia menjadi terlalu keras, dan aku menjadi terlalu rapuh.
Di antara bayangan yang bergelayut di dinding, aku hanya ingin satu hal yang tak pernah kupinta dengan suara: sebuah pelukan.
Pelukan yang tidak bertanya mengapa mataku sembab, kenapa suaraku gemetar, atau mengapa aku sulit berkata.
Aku ingin dipeluk seperti langit memeluk malam—dengan sabar, dengan sunyi, dengan penerimaan yang tidak mengharuskan aku baik-baik saja.
Aku lelah menjelaskan luka yang bahkan tak kumengerti.
Lelah mendengar suara-suara di kepalaku yang tak kunjung diam.
Aku hanya ingin seseorang duduk di sebelahku, memelukku, dan membiarkanku pecah… dalam tenang.
Tak perlu janji.
Tak perlu, “semua akan baik-baik saja.”
Cukup kehadiran yang tulus.
Cukup kehangatan yang tidak menghakimi.
Karena kadang, pelukan bisa lebih menyembuhkan daripada seribu kata penghiburan.
Dan malam ini,
aku hanya ingin menjadi seseorang yang tak perlu kuat dulu.
Yang tak harus menjelaskan apa pun.
Yang bisa merasa… cukup.
Komentar
Posting Komentar