Diam Dalam Gerak Waktu
Hari-hari terus berlalu,
seperti langit yang berganti warna tanpa henti.
Orang-orang datang dan pergi,
hidup mereka berkembang.
Sementara aku…
hanya duduk dalam ketidakpastian
yang semakin dalam.
Aku tidak berhenti,
tapi juga tak melangkah maju.
Waktu terus melaju,
namun aku masih terjebak
dalam detik yang sama.
Tergantung—
di antara apa yang sudah berlalu,
dan apa yang belum pernah datang.
Aku tak tahu lagi,
apa yang hilang dari diriku.
Mengapa terasa kosong,
meski semua sudah berlalu?
Setiap langkah
seperti mengulang yang sama.
Dan setiap harapan
seolah terperangkap di dalam tanah
yang tak pernah cukup subur untuk tumbuh.
Aku ingin berlari,
tapi kaki ini terlalu berat.
Jiwaku pun kelelahan
untuk sekadar melawan.
Semalam aku terjaga.
Memikirkan hidup yang dulu,
mimpi-mimpi yang besar,
yang kini hanyalah serpihan
berterbangan di angin.
Bukan karena aku tak ingin berubah.
Aku hanya…
tak tahu bagaimana caranya.
Dunia terus berputar.
Terlalu cepat,
terlalu jauh.
Seperti film tanpa suara
yang kutonton dari kejauhan.
Dan aku di sini,
di tengah semuanya.
Tetapi tak pernah benar-benar ada.
Mungkin,
inilah yang paling menakutkan:
Waktu berjalan,
tapi aku tetap diam.
Komentar
Posting Komentar