Dalam Sunyi, Kamu Tetap Tumbuh

Ada luka-luka kecil
yang tak pernah memilih untuk terlihat,
hanya berdetak pelan
di balik senyum yang dipaksakan.

Ada doa-doa sunyi
yang gugur di dalam dada,
berdesakan mencari tempat pulang,
namun tak pernah sempat diucapkan.

Kadang, dunia terasa terlalu bising
untuk sekadar menangis,
terlalu sepi
untuk benar-benar didengarkan.

Tapi di antara retakan-retakan itu,
jiwa tetap berusaha berdiri—
memungut serpihan harapan
dari tanah yang dingin,
menggenggamnya erat,
seolah seluruh musim
bisa ditiupkan kembali ke dalam dada.

Tidak apa-apa jika langkahmu berat,
tidak apa-apa jika matamu basah.

Dalam sunyi, kamu tetap tumbuh.
Dalam pecah, kamu tetap utuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Tersenyum

Sosok Yang Aku Tunggu

Titik Akhir Berpasrah: Aku Pamit