Luka Dalam Diam
Tidak semua luka berteriak. Beberapa memilih diam, bersembunyi di balik senyum, di antara tawa yang terdengar biasa. Mereka tidak meminta perhatian, tidak menangis di hadapan dunia. Tapi di dalam dada, mereka tumbuh diam-diam, mengakar tanpa suara, menyakitkan tanpa terlihat.
Aku membawa luka-luka itu ke mana pun aku pergi, seperti bayangan yang tak bisa kutinggalkan. Orang-orang melihatku baik-baik saja, mungkin bahkan tampak bahagia. Tapi mereka tidak tahu, ada bagian dari diriku yang rapuh—kepingan yang terus kubawa, tanpa tahu cara memperbaikinya.
Mungkin suatu hari nanti, luka ini akan memudar, tak lagi menyelip di antara nafasku. Mungkin aku akan menemukan seseorang yang tak hanya melihat senyumku, tapi juga merasakan gemetar halus di dadaku. Atau mungkin, aku harus belajar berdamai—bukan untuk menghapus luka, tapi untuk menerima bahwa mereka adalah bagian dari cerita yang membentukku hari ini.
Komentar
Posting Komentar