Lelaki Pilihanku

Mas,
Kita dipertemukan secara enggak sengaja. Aku yang waktu itu enggak lagi cari cinta, dan kamu yang mungkin masih nyaman sendiri. Tapi lihat sekarang, kita sudah sejauh ini. Aku cuma mau bilang, aku bersyukur banget atas pertemuan kita waktu itu. Karena sejak kamu hadir, aku jadi paham, kebahagiaan itu enggak selalu harus ditemukan—kadang, kebahagiaan itu bisa kita ciptakan bersama.

Mas,
Aku tahu aku bukan orang pertama yang pernah kamu cintai. Tapi aku selalu berdoa, semoga aku jadi orang terakhir yang tinggal di hati kamu. Kita udah banyak banget ngalamin suka duka bareng, ya? Kita udah ngelewatin banyak cobaan dan masalah, dan aku bersyukur kamu enggak pernah menyerah. Di dunia yang luas ini, aku cuma mau kamu tahu satu hal: setelah kamu datang, aku enggak pernah mau kehilangan kamu.

Mas,
Terima kasih, ya, buat semua yang kamu lakukan: Makasih udah selalu dengerin semua ceritaku, walau kadang enggak penting. Makasih udah ngasih aku kebebasan buat jadi diriku sendiri.
Makasih udah selalu berusaha buat bikin aku bahagia, walaupun kamu kadang capek. Makasih udah jadi pasangan yang bisa aku andalkan kapan pun aku butuh.

Mas,
Aku tahu aku ini keras kepala. Aku sering banget bikin kamu kesal dan marah.
Aku juga tahu aku susah ngalah, selalu mau menang sendiri.
Tapi di balik semua itu, aku cuma mau kamu tahu satu hal: aku sayang sama kamu lebih dari yang bisa aku ungkapin.

Mas,
Aku enggak tahu perjalanan kita akan berhenti di mana. Tapi aku selalu berdoa supaya kita bisa sampai ke akhir cerita ini bersama. Aku mau kita wujudkan semua mimpi yang kita punya: punya keluarga kecil yang bahagia, tinggal di rumah yang penuh cinta, dan saling mendukung di setiap langkah hidup. Kalau suatu saat ada salah paham, kita perbaiki sama-sama, ya? Kalau ada yang kurang, kita tambahkan berdua. Aku enggak pernah punya alasan buat ninggalin kamu, dan aku harap kamu juga enggak punya alasan buat ninggalin aku. Karena bahagiaku, Mas, itu ya kamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Tersenyum

Sosok Yang Aku Tunggu

Titik Akhir Berpasrah: Aku Pamit