Menunggu Untuk Menyatu
Menunggu itu berat, apalagi tanpa ada kepastian waktu untuk menyatu. Menunggu itu berat, apalagi karena kamu belum tau bagaimana kondisi hatinya untukmu.
Menunggu dan memantau dari jauh, sembari banyak berdoa agar dikuatkan hati untuk tetap kokoh pada keimanan, tidak mendekat jika belum siap, tidak mendekat untuk bermaksiat.
Cinta itu fitrah, sesuatu yang normal bagi seluruh manusia. Sekeras apapun kamu menolak cinta tersebut, ia pasti akan datang juga. Cinta itu hal yang wajar, yang tak wajar itu kamu bermaksiat atas nama cinta, menggadaikan keimanan atas nama cinta.
Cukup memperbaiki diri dan memantaskan, jangan mendekat kalau belum siap. Karena setan mudah menggoda, apalagi jika ternyata ia mau denganmu. Hatimu akan dibuat resah, imanmu porak-poranda.
Sebab jika kamu mendekat tanpa kesiapan menikah, itu akan merugikanmu dan dirinya. Dirimu yang semula taat, karena dipertemukan dengannya yang menjadi ujian untuk cintamu, kamu akan mudah goyah.
Memang menunggu itu beresiko, kalau kamu tak cepat memantaskan diri, tak cepat mendatanginya untuk serius, kalau bisa didahului oranglain. Tapi tenang, kalau memang dia ditakdirkan untukmu, pasti kelak akan menyatu.
Kalaupun tidak menyatu dengannya, kalian tidak berjodoh. Tidak mengapa, jangan kecewa. Setidaknya kamu sudah menjaga diri, tidak bermaksiat karena mendekatinya tanpa kesiapan, tidak merusak keimanan karena mendekat tapi pacaran.
Komentar
Posting Komentar