Tunggu Aku Kembali

Setiap malam, kamu selalu ada di pikiranku. Tawamu, tingkah lucumu, dan segala hal tentangmu yang tak pernah aku lewatkan.

Kamu orang pertama yang mengisi hatiku, tapi entah dengan aku. Tapi, entah kenapa aku merasa kamu adalah titik akhir dari segala harapanku yang selalu aku lambaikan setiap hari. Kamu seperti perhentian terakhir yang kutunggu.

Banyak sekali waktu yang telah kita lewati bersama—jam, hari, bulan—dan semuanya menciptakan kenangan yang nggak biasa. Waktu-waktu kita duduk bareng, ngobrol tentang harapan dan cita-cita kita, aku ingat betul betapa mataku berbinar dan wajahku tersenyum mendengar segala kata-katamu tentang masa depan kita. Ya, aku bahagia. Kita berbagi cerita dari hal yang biasa sampai yang luar biasa. Dan aku baru sadar kalau kamu telah mengisi seluruh ruang di hatiku. Hanya kamu.

Kamu sudah menjadi bagian penting dalam hidupku. Rasanya, aku nggak akan bisa hidup tanpa kamu. Kamu banyak mengajarkanku hal-hal yang selama ini nggak pernah aku pikirkan. Kamu selalu jadi orang yang mengingatkan aku, jauh dari kesalahan, dan selalu jadi penyemangat saat aku mulai putus asa. Aku merasa nyaman dengan caramu memperlakukanku, bahkan lebih dari sebelumnya.

Tapi, sekarang tiba saatnya kita harus berpisah. Jarak dan waktu akan memisahkan kita demi mengejar impian dan cita-cita yang ingin kita raih. Aku sadar, aku nggak mau jauh dari kamu, rasanya separuh jiwaku hilang. Belum sempat aku mengungkapkan semuanya, air mataku sudah jatuh lebih dulu. Andai aku bisa memilih, aku ingin kamu tetap di sini, di sampingku.

Betapa sulitnya melepaskanmu, tapi aku berusaha ikhlas. Kamu bilang, kamu pasti akan kembali, dan saat itu, kamu akan tetap sama, seperti saat kamu pergi meninggalkanku.

“I wish that we will find a new day, the day that we will get everything, everything that make us feel alive. We will get a better life than a life we get before. I wish we can pass this examination, I hope you waiting for me till I back here and believe me that I will back like when I leave you. My face, my lips, my eyes and all of my body parts, especially my heart, it will not change because I love you more than you know.”

Kata-kata itu terus terngiang di telingaku, selalu teringat jelas di pikiranku. Mungkin ini akan menjadi waktu yang panjang untukku, nggak bisa melihatmu lagi, nggak bisa mendengar tawamu, atau melihat tingkah lucumu yang selalu buat aku tertawa. Hal-hal itu yang sekarang nggak bisa aku rasakan lagi.

Tapi aku akan menunggumu di sini, menunggu dengan segala janji, impian, dan harapan kita. Kita sudah berjuang di jalan yang baik, semoga nanti di masa depan semuanya jadi seindah yang kita harapkan.

“If you were here or I was there or we were together anywhere.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Tersenyum

Sosok Yang Aku Tunggu

Titik Akhir Berpasrah: Aku Pamit