Kini Waktunya Aku Yang Pergi
Selamat malam kamu yang kini mungkin sudah terbiasa tanpa kabar dariku, yang perlahan-lahan terabaikan. Aku berharap kamu masih ingat tanggal ini - tanggal di mana kamu berjanji untuk tetap bertahan dan berjuang untuk kita ke depannya nanti. Bagaimana kabarmu saat ini? Aku tak pernah berhenti menulis dan menceritakanmu kepada dunia, terutama kepada tuhan, berharap bahwa kita yang kini berjauhan akan dipertemukan pada waktunya kelak. Namun, ternyata aku salah besar, kamu adalah seseorang yang dikirim tuhan untuk menjadi pembelajaran hidupku bukan untuk berjuang bersama dalam segala bentuk tantangan di masa depan. Ini hanyalah tulisan dari seorang gadis yang kini terasa seperti kamu abaikan.
Kamu adalah pria baik yang pernah tuhan kirimkan kepadaku, meskipun sebagian luka telah kamu coreng di hati ini. Namun tenanglah, lukaku sudah kusembuhkan sendiri, meskipun kau terus-menerus mengulangi kesalahan yang sama. Aku pernah jatuh hati kepadamu dengan sangat dalam hingga aku lupa bahwa kau tidak benar-benar menaruh hati kepadaku. Akhirnya, aku lelah dan tersadar bahwa kau tidak pernah benar-benar memperhatikan keberadaanku; kau hanya lebih fokus pada orang yang kini dekat bersamamu.
Tak ada salahnya jika aku mencintaimu dalam diam, tapi ingatlah bahwa ada seseorang di sini yang sangat ingin mendapatkan perhatianmu, seperti halnya kau memperhatikan orang lain. Berkali-kali semua orang terdekatku menyarankan agar aku melepaskanmu dan setelah aku melakukannya, sakit hati ini perlahan-lahan mulai sembuh. Harusnya aku belajar bahwa semua ini dimulai dari proses melepaskan. Banyak yang berkata bahwa aku hanya tidak bisa melepaskan, bukan benar-benar mencintaimu. Namun, aku percaya bahwa cinta seharusnya mampu menyembuhkan dan mengajarkan bagaimana caranya menyembuhkan luka, tapi cinta juga bisa menyakiti hingga sedalam ini.
Cinta tak pernah salah yang salah hanyalah caraku mencintaimu yang begitu dalam hingga aku lupa untuk kembali pulang. Kamu memang pernah menjadi tempat favoritku untuk bercerita dan melepaskan segala kepenatan tetapi sayangnya, kebiasaan itu kini telah menghilang. Kamu, yang dulu aku harapkan sebagai tempat pelarian dan dukungan, kini tidak ada lagi dalam rutinitasku.
Perpisahan memang sedih, namun bukankah sekarang kamu lebih bebas bersama wanita pilihanmu ketimbang aku yang kini mencintaimu dalam diam? Sekarang, kamu bisa mencintai wanita yang kau pilih dengan sepenuh hati dan aku harus menyadari bahwa aku tidak perlu lagi memperlihatkan rasa sakit hati ini kepadamu. Kamu tidak mampu menyembuhkannya dan sudah bukan waktunya aku mengharapkan belas kasihanmu. Aku pernah merindukan masa kita dahulu, tapi kini aku sadar sudah saatnya aku pergi dari cerita kita ini. Biarlah rasa rindu ini menjadi halaman akhir dari kisah kita.
Percayalah bahwa kini aku dituntut untuk mengikhlaskan bahwa masing-masing dari kita hanyalah persinggahan sementara dalam perjalanan hidup ini. Kelak, akan ada seseorang yang benar-benar tetap tinggal di hatimu meskipun bukan aku. Terima kasih telah mengizinkan aku untuk sekadar singgah di hatimu dan hadir sebagai pelipur laraku dahulu. Aku harap walaupun kita tidak bersama lagi, kita tetap bisa menjadi teman seperti saat pertama kali kita bertemu.
Sekarang adalah waktunya aku yang pergi. Aku pergi bukan hanya untuk diriku sendiri tetapi juga untuk memberi ruang bagi diriku untuk tumbuh dan belajar lebih banyak tentang arti cinta dan kehidupan. Aku berdoa agar kamu menemukan kebahagiaan yang selama ini kamu cari dan aku akan melanjutkan hidupku dengan penuh harapan dan semangat baru. Selamat tinggal dan terima kasih atas segala kenangan yang pernah kita bagi.
Keputusan ini bukanlah keputusan yang mudah. Aku menangis dalam diam, berteriak tanpa suara dan tenggelam dalam rasa kesedihan yang mendalam setiap malam setelah aku mengambil keputusan ini. Namun aku yakin bahwa ini adalah yang terbaik untukku, merasakan perih dan luka dari keputusan ini jauh lebih melegakan daripada terus menerus berada dalam hubungan yang hanya menambah luka di hatiku.
Akhirnya, aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjalani hidup dengan penuh keberanian dan keyakinan. Aku akan menjalani setiap hari dengan lebih bijaksana, belajar dari setiap pengalaman, dan melanjutkan perjalanan hidupku dengan penuh semangat baru. Ini adalah akhir dari satu bab dalam hidupku, dan aku siap untuk membuka bab baru yang lebih baik.
Selamat tinggal dan semoga kamu menemukan kebahagiaan yang kamu cari. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku dan meskipun kita tidak lagi bersama, kenangan kita akan selalu ada dalam hati ini sebagai pelajaran berharga.
Gdbyee 2016🥀
Komentar
Posting Komentar