Ketulusan Dalam Perpisahan

finally, aku udah berani bilang ini ke kamu, kalo dibilang sayang, aku masih sayang sama kamu, kamu Satu-satunya orang yang selalu pengen aku ajak segalanya dalam hal apapun, kamu tau rasanya ikhlas padahal masih pengen bareng sama kamu? kamu pengen tau rasanya keliatan baik-baik saja tanpa kamu? aku ga sekuat itu. kamu kira aku selama ini becanda, aku nangis sampe ga nafsu makan setiap kali kepikiran kamu, ga semangat ngapa ngapain, tapi aku sekarang belajar untuk menerima semuanya. kenyataannya kita bukan lagi kita.

terimakasih sudah memberi kenangan yang begitu berarti dan sempat juga menjadi bagian yang paling bahagia untukku walaupun sesaat. aku ga pernah nyesel pernah deket sama kamu, walau akhirnya kita ga bisa bersama, tapi kamu harus tau kalo aku masih sayang sama kamu lebih dari yang kamu tau. kisah kita memang singkat tapi terimakasih sudah menjadi salah satu dari bagian cerita yang melekat, dan terimakasih sudah menjadi yang paling terbaik, aku minta maaf untuk sikap keegoisan ku, mungkin kamu pernah merasa terbebani sama sikap aku yang terlihat dan tidak ngetreat kamu yang kamu mau, maaf sudah membuang buang waktumu yang berharga, maaf pernah segila itu mencintaimu dan mengharapkanmu agar kembali, bahkan semesta tau bagaimana rasanya mau balik tanpa bisa berbuat apapun, melepaskan orang yang sebenarnya masih ingin dimiliki is another level of pain, and now li feel the pain. gapapa kamu berhak memilih yang terbaik, tapi maaf ya aku sebenarnya belum siap kehilangan kamu.

aku tidak gagal dalam mencintaimu, aku benar"tulus mencintaimu, sayangku sudah penuh untukmu, kisahku juga sudah ihklas untukmu, kadang memang ada waktunya kita perlu melepaskan sesuatu yang memang sudah saatnya dilepas, ga peduli secinta apapun itu, memang tidak mudah tapi belajarlah menerima sesuatu yang terjadi, tuhan akan beri apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan

aku cuman mau bilang thank you for everything see u!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Tersenyum

Sosok Yang Aku Tunggu

Titik Akhir Berpasrah: Aku Pamit