Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

Menunggu Untuk Menyatu

Menunggu itu berat, apalagi tanpa ada kepastian waktu untuk menyatu. Menunggu itu berat, apalagi karena kamu belum tau bagaimana kondisi hatinya untukmu. Menunggu dan memantau dari jauh, sembari banyak berdoa agar dikuatkan hati untuk tetap kokoh pada keimanan, tidak mendekat jika belum siap, tidak mendekat untuk bermaksiat. Cinta itu fitrah, sesuatu yang normal bagi seluruh manusia. Sekeras apapun kamu menolak cinta tersebut, ia pasti akan datang juga. Cinta itu hal yang wajar, yang tak wajar itu kamu bermaksiat atas nama cinta, menggadaikan keimanan atas nama cinta. Cukup memperbaiki diri dan memantaskan, jangan mendekat kalau belum siap. Karena setan mudah menggoda, apalagi jika ternyata ia mau denganmu. Hatimu akan dibuat resah, imanmu porak-poranda. Sebab jika kamu mendekat tanpa kesiapan menikah, itu akan merugikanmu dan dirinya. Dirimu yang semula taat, karena dipertemukan dengannya yang menjadi ujian untuk cintamu, kamu akan mudah goyah. Memang menunggu itu beresiko, kalau kamu...

Luka Dalam Diam

Ada luka yang tak mampu aku ceritakan, terpendam dalam relung jiwa, seperti badai yang mengamuk di lautan, tapi permukaannya tetap tenang, tak bergetar. Dalam senyuman ini, tersembunyi derita, setiap tawa hanyalah bayangan, aku melangkah di antara harapan dan hampa, berjuang melawan rasa yang tak terucap. Saat malam tiba, kesunyian berbicara, berbisik dalam gelap, mengingatkan luka, aku ingin bercerita, tapi kata-kata terhambat, terjebak dalam rasa yang begitu menyakitkan. Kau takkan pernah tahu, betapa dalamnya laut ini, yang penuh dengan segala rasa, yang tak pernah terungkapkan. Hati ini merindukan penawarnya, tapi aku menutup diri, terkurung, menghadapi dunia dengan wajah yang sama, seolah semua baik-baik saja, padahal tidak. Mungkin suatu hari nanti, aku akan menemukan kekuatan untuk berbagi, tapi untuk sekarang, biarlah luka ini, menjadi rahasiaku, menari dalam hening.

Berjalan Bersama

Saat aku menulis ini untukmu, aku berharap kamu bisa paham bahwa memilihmu untuk ada di hidupku bukan keputusan yang aku ambil dengan mudah. Aku percaya kamu berbeda. Setelah melalui banyak hal yang menyakitkan, aku ingin kita bisa melewati hari-hari yang lebih baik bersama. Aku ingin kamu buktikan, kalau memilihmu adalah langkah yang tepat. Aku mungkin bukan yang pertama untukmu, tapi apakah kamu siap menjadikan aku yang terakhir? Aku tahu aku bukan orang sempurna, tapi aku juga layak dicintai, kan? Aku mungkin banyak kekurangan, tapi aku ingin merasa berharga untukmu. Aku nggak tahu bagaimana kisah kita akan berakhir, atau sampai di mana perjalanan kita. Tapi setiap malam aku berdoa, semoga aku yang ada di sisi kamu di masa depan. Aku ingin jadi orang yang melihat kamu mewujudkan semua impianmu. Aku nggak akan pernah biarin kamu jalan sendirian, karena selalu ada aku di sampingmu. Aku nggak mau berhenti mencintaimu. Kamu adalah alasan aku ingin memperbaiki diri. Katanya, dengan orang...

Tuhan Berikan Aku Kisi-Kisi

Tuhan, kukira aku akan kuat bila dihadapkan kehilangan sebab kemarin aku juga sudah menangis hingga lelah bahkan sempat aku kira telah habis air mata, tapi ternyata tidak aku meraung lagi menangis dengan hujan seakan sudah menjadi biasa. Tuhan, aku tahu kematian adalah kepastian di dalam perjanjian Namun bisakah engkau tolong aku dengan belas kasihan Sebab sepertinya aku juga lumpuh diterpa badai nestapa yang kukasihi sebagai setengah jiwa pergi meninggalkan raga aku kembali ditinggalkan. Jahat sekali semesta bermain Kejam sekali takdir menyulut luka bak ditikam belati namun tak nampak bekasnya sebab bilur lukanya lebih dalam dan pedih. Tuhan, seberapapun aku berusaha kendali tak berada di tanganku aku lemah, ditikam kehilangan berkali-kali sungguh jenis sakit kali ini terasa berbeda seringkali sunyi menjadi teman bicara gamang menjadi kekasih malam dibelenggu pilu ternyata tak mudah sebab itu tuhan, berikan aku sedikit kisi-kisi tentang bagaimana tawa di esok hari.